Langsung ke konten utama

SEMILOKA (Seminar Loka Karya): ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN OPEN- ENDED DITINJAU DARI POLA ASUH ORANGTUA

 

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN OPEN- ENDED DITINJAU DARI POLA ASUH ORANGTUA

 

 

Surya Lestari Munthe, Tania Indah Nurasih, Jujum Juminar

 

 

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dan motivasi belajar siswa. Selain itu peneliti ingin mengetahui apakah ada saling keterhubungan antara pola asuh orangtua terhadap motivasi belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran Open-Ended terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dan motivasi belajar siswa serta mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kreatif matematis dan motivasi belajar siswa. Pola asuh orangtua yang dikaji adalah pola asuh permisif dan demokratis. Metode penelitiaan ini adalah Mixed Method tipe Embedded Design dengan desain penelitiannya adalah eksperimen semu (Quasi Experiment). Instrumen yang digunakan berupa non-tes berupa angket, lembar observasi, dan wawancara serta Tes berupa pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan control. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan berpikir kreatif matematis dan Motivasi Belajar Siswa dengan pendekatan pembelajaran Open- Ended lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional 2) Terdapat hubungan/korelasi yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif matematis dengan motivasi belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Open-Ended 3) Terdapat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan pola asuh orang tua dengan pendekatan pembelajaran Open-Ended.

 

 

 

 

 

Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis, Motivasi Belajar Siswa, Pendekatan Pembelajaran Open- Ended, Pola Asuh Orangtua


PENDAHULUAN

Pendidikan matematika bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Kemampuan berpikir kreatif tidak bisa muncul dengan sendirinya melainkan butuh suatu latihan. Dalam hal ini guru harus bisa melatih dan mengasah kemampuan berpikir kreatif siswa dengan pembelajaran yang memunculkan permasalahan sehari hari yang bersifat tidak rutin. Masalah rutin adalah masalah yang prosedur penyelesaiannya sekedar mengulang. Sedangkan masalah tidak rutin adalah masalah yang prosedur penyelesaiannya memerlukan perencanaan penyelesaian, tidak sekedar menggunakan rumus dan teori. Pentingnya berpikir kreatif diungkapkan oleh (Peter, 2012; Andiyana, Maya, & Hidayat, 2018; Artikasari & Saefudin, 2017.) bahwa “Student who are able to think creatively are able to solve problem effectively”. Agar dapat bersaing dalam dunia kerja dan kehidupan pribadi siswa harus bisa berpikir dengan kreatif. Sejalan dengan itu Sani (2014) mengemukakan bahwa berpikir kreatif merupakan kemampuan menegmbangkan daya pikir yang mencakup wawasan dengan unsur yang luas. Oleh kerena itu, kemampuan berpikir kreatif penting dikembangkan dalam setiap kegiatan pembelajaran termasuk dalam pembelajaran matematika. Kemampuan tersebut terlebih sangat diperlukan disekolah menengah kejuruan karena akan di tuntun ke dunia kerja setelah lulus SMK. Dalam pendidikan matematik selain harus berkemampuan berpikir kreatif siswa juga harus mempunyai motovasi belajar untuk mendukung kemampuan berpikir kreatif matematis siswa,motivasi yang tinggi, mendorong seseorang untuk menjadi yang terbaik dan berbeda dengan orang lain. Dalam kalimat lain, Segala sesuatu usaha yang dilakukan siswa karena adanya motivasi (Lestari, Syahrilfuddin, Putra, & Hermita, 2019; Rokhayati, Tanuredja, & Jazuli, 2020; Yuliana, Putra, & Antosa, 2020). Jika motivasi belajar baik dampak baiknya akan melahirkan hasil belajar yang baik. Adanya kemampuan berpikir kreatif tentunya seseorang akan merasa lebih puas karena mampu melakukan suatu hal yang berbeda dengan orang lain. Dengan demikian dapat dikatakan motivasi dan kreativitas diharapkan dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, serta dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Anak yang memiliki motivasi belajar akan meluangkan banyak waktu untuk belajar dan akan lebih tekun dalam belajar dibandingkan dengan anak yang kurang memiliki motivasi dalam belajar. Dalam pengertian tersebut seharusnya anak telah mendapatkan motivasi belajar sejak kecil. Orang tua memiliki peran penting dalam menumbuhkan motivasi belajar anak dalam hal ini adalah pola asuh orang tua. Pola asuh yang mencakup sikap dan perilaku dari orang tua berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak serta peran orang tua dalam belajar siswa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa (Hero, & Sni, 2018; Fatmawati, Ismaya, & Setiawan, 2021)

 

Pola asuh orang tua ada dua yaitu pola asuh permisif dimana memandang anak sebagai seorang pribadi dan mendorong mereka untuk tidak berdisiplin dan anak diperbolehkan untuk mengatur tingkah lakunya sendiri. Menurut Baumrind (dalam Kalsum, 2018) “Pola asuh permisif ini yaitu sikap pola asuh orang tua yang cenderung membiarkan dan memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai hal” sedangkan pola asuh demokratis adalah pola asuh yang menghargai kepentingan anak,tapi juga memberikan rambu mana boleh dan mana tidak boleh.Hubungan orang tua dan anak cukup hangat namun pada saat terntentu orang tua bisa bersikap tegas. Menurut Baumrind (dalam Kalsum, 2018) “Pola asuh demokrasi ini merupakan sikap pola asuh dimana orang tua memberikan kesempatan kepada


anak dalam berpendapat dengan mempertimbangkan antara keduanya. Akan tetapi hasil akhir tetap ditangan orang tua”. Dengan pola asuh seperti ini anak mendapat kebebasan sebanyak mungkin dari keluarganya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Sedangkan Pola asuh permisif memuat hubungan antara anak dan orangtua penuh dengan kasih sayang, tetapi membuat anak menjadi agresif dan suka menurutkan kata hatinya. Secara lebih luas, kelemahan orangtua dan tidak konsistennya disiplin yang diterapkan membuat anak-anak tidak terkendali, tidak patuh, dant tingkah laku agresif diluar lingkungan keluarga. Pola asuh orang tua sangat erat hubungannya dengan motivasi belajar. Individu yang memiliki pola asuh orang tua yang baik maka ia akan sanggup untuk menumbuhkan motivasi belajarnya dengan baik pula. Orang tua mempunyai peranan penting dalam menumbuhkan motivasi belajar anak dan menentukan keberhasilan belajar anak, yaitu dengan cara orang tua mendidik anak sikap dan nilai, sehingga pola asuh yang diterapkan orang tua akan mempengaruhi prestasi belajar anaknya kedepannya. Penerimaan yang hangat dari orang tua, kasih sayang, dan penghargaan dari orang tua, merupakan wujud dari perhatian orang tua kepada anaknya. Semuanya ini mempunyai peranan yang sangat besar terhadap kepribadian dan karakter anak, sehingga dapat berpengaruh terhadap meningkatnya motivasi belajar anak. Berdasarkan opini diatas tentang pola asuh orangtua dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika anak yang di didik dengan pola asuh permisif anak tersebut kurang mendapat perhatian dan dukungan dari orangtua yang menyebabkan motivasi belajar anak disekolah kurang, sedangkan pola asuh demokratis akan menambah motivasi belajar anak. Sejalan dengan itu “Hasil penelitian dalam bentuk pengasuhan menggunakan pola asuh demokratis, Siswa tidak hanya memperoleh motivasi belajar yang maksimal tetapi memiliki pendidikan karakter yang baik dalam upaya mempersiapkan generasi yang akan datang memberikan sikap yang positif, perlakuan yang sesuai dari orang tua dalam mendidik anak, maka akan lebih mudah meningkatkan motivasi anak dalam belajar.” (Fatmawati, Ismaya, & Setiawan, 2021)

Salah satu upaya dalam menyikapi rendahnya berpikir kreatif matematis siswa bisa ditempuh melalui pemilihan pembelajaran. Pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk berpikir serta mengembangkan dan mengkomunikasikan gagasan serta informasi dengan menemukan sendiri atau berinteraksi. Pembelajaran yang dapat menumbuhkan aktifitas pembelajaran yang membimbing siswa dalam penemuan pertanyaan serta jawaban yang dihasilkan terhadapnya sehingga menyebabkan rasa puas atas keberhasilan menemukan jawaban dari permasalahan yang diajukan. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, diperlukan suatu pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan siswa untuk mengungkapkan ide/gagasan matematika secara optimal serta menumbuhkan penalaran sehingga siswa lebih berpikir dalam belajar matematika.

Salah satu model pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran matematika adalah pendekatan open-ended. Pendekatan pembelajaran open-ended merupakan salah satu alternatif pilihan pendidik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Shimada (dalam Soeyono, 2013) mengemukakan bahwa pendekatan open-ended adalah pendekatan dalam pembelajaran yang dimulai dengan menyajikan suatu permasalahan kepada siswa, di mana permasalahan memiliki metode atau penyelesaian yang benar lebih dari satu. Hal tersebut serupa dengan pengertian 8 pendekatan open-ended yang dikemukakan oleh Sawada (dalam Nurhayati, 2013) yaitu bahwa pendekatan open-ended merupakan suatu


pendekatan dalam pembelajaran di mana guru memberikan suatu situasi masalah pada siswa yang solusi atau jawaban masalah tersebut dapat diperoleh dengan berbagai cara. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran Open-Ended terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis dan motivasi belajar siswa, mengetahui hubungan antara kemampuan berpikir kreatif matematis, motivasi belajar siswa dan pola asuh orang tua.

 

METODE PENELITIAN

 

Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini merupakan Metode Campuran (Mixed Method) tipe Embedded karena sama-sama mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, desain yang digunakan adalah desain eksperimen semu (Quasi Experiment) yaitu rancangan kelompok kontrol dan eksperimen (pretest dan posttest) karena dipilih kelompok kontrol (kelas kontrol) dengan memperoleh pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen (kelas eksperimen) memperoleh pendekatan pembelajaran Open-Ended.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMK ICB Cinta Wisata Bandung. Sampel penelitiannya adalah 2 kelas, yaitu siswa kelas X JB 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X JB 2 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa non-tes berupa angket, lembar observasi, dan wawancara. Tes berupa pretest dan posttest yang diberikan kepada kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

 

HASIL PENELITIAN

Pada bagian ini, pembahasan dari hasil penelitian akan di diskusikan berdasarkan teori yang relevan. mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis, motivasi belajar siswa dan pola asuh orangtua berdasarkan kelas dengan pendekatan pembelajaran Open-Ended dan pembelajaran konvensional.

 

Kemampuan Berpikir Kreatif dan Motivasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Open- Ended

Berdasarkan hasil perhitungan kemampuan berpikir kreatif matematis dengan menggunakan Independent Sample T-test

Uji Perbedaan Rata-rata Skor Pre-test dan Post-test Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

 

 

Levene’s Test for Equality of Variances

F

Sig.

t

df

Sig. (2-tailed)

Pre-Test

2,554

,115

1,864

 

1,864

58

 

52,197

,067

 

,068

Post-Test

1,736

,193

2,331

 

2,331

58

 

51,916

,023

 

,024


Berdasarkan tabel diatas diperoleh signifikansi 0,06> 0,005, maka H0 diterima H0 Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol atau kemampuan berpikir kreatif matematis kelas kontrol lebih baik dari kelas eksperimen pada data pretest. Sedangkan untuk Post-test signifikansi 0,02 < 0,005, maka H0 ditolak. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa pada kelas eksperimen lebih 68 baik dari kelas kontrol atau kemampuan berpikir kreatif matematis kelas eksperimen lebih baik dari kelas eksperimen pada data post-test

Uji Rata-rata Angket Motivasi Belajar Matematika Siswa

 

 

Motivasi

Mann-Whitney U Wilcoxon W

Z

Asymp. Sig, (2-tailed)

310,500

775,500

-2,071

,038

 

Berdasarkan Tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Sig. (2-tailed) adalah 0,038 dimana 0,038

< 0,05 sehingga H0 ditolak, dan H1 diterima yang artinya motivasi belajar matematika siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Open-Ended lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

Rekapitulasi Lembar Observasi Guru dengan Pendekatan Pembelajaran Open-Ended

 

Pertemuan

1

2

3

4

5

6

7

Rata- Rata

Jumlah Skor observasi

50

53

60

68

65

65

62

60.43

Persentase hasil

observasi

 

62,5

 

66, 25

 

75

 

85

 

81,25

 

81,25

 

77,5

 

75,54

Kategori

Cukup

Cukup

Baik

Baik

Cukup

Baik

Baik

Baik

 

Berdasarkan dari tabel diatas yang memperlihatkan gambaran secara keseluruhan aktivitas guru yang dalam hal ini adalah peneliti sendiri yang menerapkannya hampir berjalan dengan baik. Hal ini ditandai dengan rata-rata persentase keterlaksanaan aktivitas guru mencapai 75,54 % dengan kategori baik, Perkembangan kemampuan siswa dengan pendekatan pembelajaran Open-Ended ini sangat signifikan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Sehingga disimpulkam bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pendekatan open-ended lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional.

Sesuai dengan teori Munandar (2012) berpikir kreatif adalah kemamouan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim,memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi atau gagasan – gagasan baru yang menunjukan kelancaran, keluwesan, orsinalitas dalam berpikir dan elaboration.

 

Hubungan antara Kemampuan Berpikir Kreatif dan Motivasi Belajar Siswa


Motivasi merupakan kekuatan dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan, motivasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi belajar dan kemampuan siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar baik cenderung mencurahkan segala kemampuannya untuk menghasilkan hasil yang optimal.

Tabel Uji Korelasi Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Dan Motivasi Belajar

 

 

Kelas Kontrol

Kelas Eksperimen

 

Nilai

Motivasi

Nilai

Motivasi

Nilai

1

,879

1

,387

Pearson

 

,000

 

,035

Correlation

30

30

30

30

Sig ( 2 tailed )

 

 

 

 

N

 

 

 

 

Motivasi

,879

1

,387

1

Pearson

,000

 

,035

 

Correlation

30

30

30

30

Sig ( 2 tailed )

 

 

 

 

N

 

 

 

 

 

Berdasarkan tabel di atas nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga H0 ditolak sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif matematis dengan motivasi belajar siswa pada kelas kontrol. Sedangkan nilai signifikansi kurang dari 0,05, sehingga H0 ditolak sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif matematis dengan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen. Berdasarkan analisis hubungan motivasi dengan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang sangat signifikan menandakan bahwa semakin tinggi motovasi siswa maka kemampuan berpikir kreatif matematis siswa juga semakin tinggi.

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Pola Asuh Siswa

Motivasi belajar siswa memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan pola asuh orang tua, pola asuh orang tua kategori permisif motivasi belajarnya kurang baik karena anak yang diberi kebebasan tanpa kontrol anak seperi ini cenderung berbuat sesuka hati sehingga disekolah anakny kurang motivasi belajar,kurang bertanggung jawab dan tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri termasuk masalah matematik.

Motivasi belajar siswa dengan pola asuh demokratis mengajarkan anak untuk berdiri sendiri, bertanggung jawab dan yakin terhadap diri sendiri.daya kreatifitasnya berkembang dengan baik karena orang tua selalu merangsang anaknya untuk mampu berinisiatif. Dengan demikin dapat disimpulkan kalau pola asuh orang tua sangat mempengaruhi motovasi siswa dalam belajar.

Uji Normalitas Data Motivasi Belajar dengan Pola Asuh Permisif dan Demokratis

Taste of Normality

 

Kelas

Kolmogorov

Smirnov

 

Shapiro

wilk

 

Statistic

df

sig

Statistic

df

sig

Motivasi

Demokratis

,103

20

,200

,967

20

,681


Permisif

,104

10

,200

,926

10

,408

 

 

Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa uji normalitas data motivasi belajar untuk eksperimen (pola asuh demokratis) diperoleh signifikansi 0,681 > 0,05 maka H0 diterima, artinya data skor angket motivasi belajar berdistribusi normal. Dengan demikian data motivasi belajar siswa kelas eksperimen berdistribusi normal. Sama hal dengan kelas kontrol diperoleh signifikansi 0,408 > 0,05, maka maka H0 diterima, artinya data skor angket motivasi belajar berdistribusi normal. Dengan demikian data motivasi belajar siswa kelas kontrol berdistribusi normal.

 

PEMBAHASAN

Pada bagian ini, pembahasan dari hasil penelitian akan di diskusikan berdasarkan teori yang relevan.mengenai kemampuan berfikir kreatif matematis,motovasi belajar siswa dan pola asuh orantua berdasarkan kelas dengan pemdekatan pembelajaran Open-Ended dan pembelajran konvensional.

Kemampuan Berpikir Kreatif dan Motivasi Belajar Siswa dengan Pendekatan Open- Ended

Berdasarkan analisis data nilai kemampuan berpikir kreaatif matematis siswa dengan pendekatan Open-ended lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif matematis dengan pembelajaran konvensional. Pendekatan open ended baik diterapkan untuk membuat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa lebih baik hal ini terlihat dari

 

1.         Siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekspresikan idenya

2.         Siswa dengan kemampuan matematika rendah dapat merespon permasalahan dengan cara mereka sendirI

3.         Siswa memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan

 

Perkembangan kemamapuan siswa diatas merupakan dampak dari pendekatan pembelajaran Open- Ended, dapat dikatakan bahwa pendekatan pembelajaran open-ended sangat signifikan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Sehingga disimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang memperoleh pendekatan pembelajaran open-ended lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran konvensional. Kelas kondusif dan siswa berdiskusi, responden aktif bertanya dan mengungkapkan pendapat dengan teman-temannya atau responden lain.

Sesuai dengan penemuan diatas relevan dengan teori Krutetski (Solihah Siti, 2018:27) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif matematis sebagai kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara mudah dan fleksibel. Menurut Livne (Solihah Siti, 2018:27) kemampuan berpikir kreatif matematis merujuk pada kemampuan untuk meghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru 95 terhadap masalah matematika yang bersifat terbuka.

Sedangkan menurut Munandar (2012) berpikir kreatif adalah kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim

 

 

 

 

.


 

Hubungan antara Kemampuan Berpikir Kreatif dan Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar siswa yang mendapatkan pendekatatan pembelajaran open-ended lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional pada saat pembelajaran matematika. berdasarkan pengamatan guru dikelas pada pendekatan pemebelajaran open- ended siswa yang biasanya diam, tidak aktif menjadi sering bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Selain itu ketika berdiskusi siswa lebih termotivasi untuk berusaha memahami materi dan soal-soal yang diberikan guru. Pada pembelajaran konvensional motivasi belajarnya kurang karena siswa perlu diberi contoh sehingga ketika diberikan soal latihan bisa mengerjakan, akan tetapi jika diberikan soal-soal/masalah yang berbeda/ tidak rutin, siswa tidak bisa mengerjakan dan tidak berusaha mencari solusi serta hanya menunggu pembahasan dari guru.

Menurut Hamalik (2011:158) motivasi adalah, “Perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.” Hal senada juga diungkapkan oleh Mc. Donald dalam Hamalik (2011:158) motivasi adalah, “Perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.” Dapat dikatakan motivasi merupakan tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginka

Motivasi mempunyai fungsi yang penting dalam belajar matematika karena motivasi akan menentukan intensitas usaha belajar yang dilakukan oleh siswa. Hamalik (2011:161) mengemukakan tiga fungsi motivasi yang meliputi:

a.      Mendorong timbulnya kelakuaan atau suatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.

b.      Motivasi berfungsi sebagai pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan.

 

c.      Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lembatnya suatu pekerjaan.

Dengan kata lain motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha atau pencapaian prestasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang optimal. Memberikan motivasi kepada siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan sesuatu atau melakukan kegiatan belajar

.

 

 

Hubungan antara Motivasi Belajar dan Pola Asuh Siswa

Pola asuh orangtua yang dianalisis peneliti adalah pola asuh permisif dan pola asuh demokratis. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang paling baik. Dimana orangtua bersikap friendly dan anak bebas mengemukakan pendapatnya. Pada pola asuh demokratis memotivasi


belajar siswa dengan lebih baik sedangkan pola asuh permisif memiliki motivasi belajar kurang baik. Peran orangtua memiliki pengaruh yang cukup besar dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa, cara mendidik orangtua, perhatian orangtua, aturan dirumah dan kebiasaan - kebiasaan dirumah sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

 

KESIMPULAN

 

Kemampuan berfikir kreatif matematis siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Open-Ended lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran Konvensional. Terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan berfikir kreatif matematis dengan motivasi belajar siswa dengan pendekatan pembelajaran Open-ended dan pembelajaran konvensional Motivasi belajar siswa mempunyau hubungan yang sangat signifikan juga dengan pola asuh orang tua dimana orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis lebih baik dari pada pola asuh permisif

 

 

REFERENSI

 

 

Andiyana, M. A., Maya, R., & Hidayat, W. (2018). Analisis kemampuan berpikir kreatif matematis siswa smp pada materi bangun ruang. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika Inovatif), 1(3), 239-248.

Artikasari, E. A., & Saefudin, A. A. (2017). Menumbuh kembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis dengan pendekatan contextual teaching and learning. Jurnal Math Educator Nusantara: Wahana Publikasi Karya Tulis Ilmiah di Bidang Pendidikan Matematika, 3(2), 73-82.

Fatmawati, E., Ismaya, E. A., & Setiawan, D. (2021). Pola Asuh Orang Tua Dalam Memotivasi Belajar Anak Pada Pembelajaran Daring. Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(1), 104-110.

Hero, H., & Sni, M. E. (2018). Peran Orang Tua dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas V di Sekolah Dasar Inpres Iligetang. JRPD (Jurnal Riset Pendidikan Dasar), 1(2), 129-139.

Kalsum, U. (2018). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua (Permisif) Terhadap Kedisiplinan Belajar Anak Kelompok B Di Paud Harapan 1 Kartasura Tahun Ajaran 2017/2018 (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Nurhayati, E. (2018). Psikologi pendidikan inovatif (Vol. 2). Pustaka Pelajar.

Peter, E. E. (2012). Critical thinking: Essence for teaching mathematics and mathematics problem solving skills. African Journal of Mathematics and Computer Science Research, 5(3), 39-43.

Rokhayati, T., Tanuredja, T., & Jazuli, A. (2020). Pengaruh Permainan Crossword Puzzle terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Peserta Didik SD IT Harapan Umat Purbalingga. Tunjuk Ajar: Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 3(1), 65-76.


Soeyono, Y. (2014). Pengembangan bahan ajar matematika dengan pendekatan open-ended untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa SMA. PYTHAGORAS: Jurnal Pendidikan Matematika, 9(2), 205-218.

Suryani, D. R., & Lestari, N. (2019). Penggunaan variasi media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan minat belajar matematika siswa kelas XI ips 3 SMA Negeri 2 Merauke. Musamus Journal of Mathematics Education, 1(2), 74-79.

Yuliana, Y., Putra, M. J. A., & Antosa, Z. (2020). Faktor-Faktir yang Mempengaruhi Motivasi Siswa Sekolah Dasar dalam Mengikuti Aktivitas Pramuka Penggalang. Tunjuk Ajar: Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 3(2), 210-226.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LPD (latihan parigeuing dasar)

kawan -kawan 2012 k ita akan mengadakan LPD ( laatiha n parigeuing dasar) pada tangggal 8-9 desember 2012 ayo segera daptarkan diri a nda kawan di tunggu partisipasisinya untuk info lebih lanjut dateng aja ke sekre matematika contac person : 08777 2180088 ( NADA ) 087828928343 ( RIA N )   

Pendaftaran MEF 2018

Himpunan Mahasiswa Pendidikan Matematika (HIMATIKA) Universitas Pasundan  Proudly Present MEF (Mathematics Education Fair) 2018             Come and Join Us ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ 1. Lomba Ngutak Ngatik   Nguteuk Matematika (LN3M) : Untuk SMA & MA Se-Provinsi Jawa Barat 2. Tahfidz Quran : SMA Se-Bandung Raya 3. Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) : Untuk Mahasiswa S1 Se-Unpas 4. Lomba MTQ :  Untuk Mahasiswa S1 Se-Unpas 4. Tabligh Akbar : Untuk umum 5. Seminar Nasional : Untuk umum Will be held on : 29 Januari 2018 -  03 Februari 2018 At Kampus II Universitas Pasundan Tamansari ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ CP for More Information: Fitrioni   Patrianto :  085711009751 Wilang Kencana Putra : 085703406101 Muhammad  Arif  Rahman :  08882316489 Rian   Andriana :  085771192219 Satriyo   Primantoro :  085815681845 ~~~~~~~~~~~...

SEMINAR NASIONAL

Himpunan Mahasiswa Matematika (HIMATIKA) Universtitas Pasundan Proudly Present Mathematics Education Fair (MEF) Seminar Nasional ========================= ‍Pemateri: 1. Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M. P (Direktur Pembelajaran, Kemenristekdikti) 2. H. Bana G Kartasasmita. Ph. D (Ketua Prodi S2 Pendidikan Matematika Pascasarjana Unpas) 3. Titin Suryati Sukmadewi, S. Si, M. Pd (Guru Berprestasi Internasional) Dengan tema "Kebijakan PPG dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru dan pemanfaatan media sosial dalam pembelajaran matematika" Tempat dan Waktu Registrasi: di Kesekretariatan HIMATIKA lantai dasar gedung FKIP Unpas jalan Tamansari No 6-8 Bandung 1. Presale 1: 9 Januari 2017- 22 Maret 2017 (sertifikat+konsumsi+seminar kit) -Mahasiswa Matematika Unpas 50K -Mahasiswa Unpas 65K -Umum 75K 2. Presale 2: 23 Maret 2017-24 Maret 2017 -80K  (Konsumsi+Sertifikat) 3. On the Spot: 25 Maret 2017 (Sertifikat)  Pendaftatan Online...